“Berikan aku 10 pemuda biar aku guncang seluruh
dunia…” Itulah ucapan lantang yang diteriakkan oleh presiden pertama
negara kita tercinta ini, Ir. Soekarno. Ungkapan seorang presiden yang
kala itu sangat terkenal dengan kenasionalisannya serta optimis
memandang pergerakan pemuda. Bisa jadi kepercayaan presiden yang
dikenal karena keberaniannya itu memang patut untuk diamin–kan. Sebab,
jika melihat Lingkar Siswa Khatulistiwa (LSK), salah satu komunitas
pelajar yang didirikan secara swadaya ini memiliki benang merah dengan
ungkapan Soekarno tadi. Menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas),
tanggal 2 Mei 2012, Weekend ini For Her mengulas salah satu komunitas remaja yang peduli pada dunia pendidikan ini.
tanggal 2 Mei 2012, Weekend ini For Her mengulas salah satu komunitas remaja yang peduli pada dunia pendidikan ini.
Lingkar Siswa Khatulistiwa bisa dikatakan sebagai wadah bagi para pemuda
yang masih peduli dengan wajah pendidikan di Indonesia, khususnya di
Pontianak saat ini. Niat mulia mereka hanya ingin melihat wajah
pendidikan saat ini menjadi lebih baik lagi. Menariknya, para
pemuda-pemudi bangsa ini hampir 90% juga masih menempuh pendidikan.
Mereka terdiri dari mahasiswa-mahasiswi di sejumlah perguruan tinggi di
Pontianak.
Bukan membangun sekolah ataupun menggalakkan gerakan untuk tidak mencontek di sekolah, para anak muda ini membuat program dan beberapa kegiatan yang mengasah kreatifitas siswa serta membangun karakter para siswa di sekolah. Respon positif ditunjukkan oleh sekolah-sekolah yang sangat mendukung setiap kegiatan yang diadakan oleh LSK ini. Tapi apa daya, anggota LSK sendiri juga masih harus membagi waktu antara kuliah, kesibukan tugas serta waktu mereka di LSK. Melihat dedikasi para pemuda yang masih sempat memikirkan pendidikan di sekitarnya ini ditengah kesibukan mereka dengan aktivitas masing-masing, layak kiranya diacungi jempol. For Her menemui para anggota Lingkar Siswa Khatulistiwa.
Dibentuk pada tahun 2003, awalnya LSM ini bernama LPSI LSK (Lembaga Pembinaan Siswa Islam Lingkar Siswa Khatulistiwa). Namun sejak dua tahun yang lalu, LSM pelajar ini berubah nama menjadi LSK (Lingkar Siswa Khatulistiwa). “Jadi fokus kita sekarang untuk semua pelajar, tidak lagi untuk siswa Islam saja,” ujar Heru Purwanto selaku Direktur LSK ketika diwawancarai For Her. Untuk program-program akbar, mereka terbuka untuk umum. Visinya yakni menjadi ujung tombak pembangunan moral pelajar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. “Fokus kami adalah membangun moral pelajar dan membangun kreatifitas-kreatifitas yang positif. Kalau dari moral pelajar sudah terbentuk dengan baik, maka kedepannya Insya Allah akan menjadi seorang profesional yang baik,” ujar guru di MTs Siantan ini.
Apa yang mereka lakukan? Program Manajer di Divisi Program LSK, Ibnu Thalib angkat bicara. Katanya, pembinaan kepada siswa-siswa di sekolah adalah program jangka panjang yang berkelanjutan selalu dilakukan. “Dari divisi pendidikan dan program membuat kegiatan berupa kepada siswa-siswa di SMA di Pontianak. Bentuk mentoringnya ini dari siswa untuk siswa,” ujarnya. Tak hanya itu, ketika pembinaan untuk rohis-rohis di SMA-SMA dilakukan, berperan sebagai mentor ialah alumni dari SMA tersebut. Menurut Ibnu, tujuan dari ini ialah untuk memberikan asupan nutrisi bagi jiwa dan hati para siswa. “Mentoringnya bersifat keagamaan memang. Jadi para alumni yang jadi mentor tadi juga setiap bulannya kami kumpulkan, semacam di upgrade begitulah,” jelas Ibnu.
Baru-baru ini, LSK baru saja melaksanakan agenda yang sangat bermanfaat untuk para siswa-siswa SMA, yakni Training Character Building, pelatihan yang diadakan divisi program LSK ini mengundang para siswa-siswi yang notabene menghadapi . “Di Character Building itu, kami berusaha membuat kegiatan-kegiatan positif. Karena kalau misalnya kita disibukkan dengan hal-hal yang positif, hal-hal negatif itu akan berkurang sendirinya. Kami mencoba memberikan peluang-peluang aktifitas yang positif untuk adik-adik kami di SMA dan SMK tersebut,” ungkap Heru.
Gawe besar yang setiap tahun rutin diadakan ialah LSK Fair. Untuk merayakan hari pelajar sedunia, LSK mengundang para pelajar se-kota Pontianak untuk berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan di even besar tersebut. Februari lalu, mereka mengadakan LSK Fair di Plaza MTQ, ex. CafĂ© Nineteen. Peringatan hari pelajar sedunia itu dihadiri oleh participants sekitar 400 orang siswa SMA se-Pontianak. “Kami juga mengadakan lomba teater, carnaval dengan tema mengkampanyekan Pelajar Anti Narkoba, serta waktu itu dihadiri juga wakil walikota Pontianak, Paryadi,” ungkap Ibnu. Di serangkaian kegiatan ini terlihat kompetisi sehat dari para siswa dan kreatifitas yang luar biasa.
Tak ada yang luput dari permasalah dan hambatan, kondisi kegiatan ini juga memiliki permasalahan yang kadang kala harus membuat para anggota dari setiap divisi ikut memutar otak memecahkan permasalahan tersebut. Salah satunya ialah program pembinaan Permasalahannya ialah dari segi SDM. “Pihak sekolah sangat antusias dengan program ini, tetapi ya itu kami kekurangan SDM. Hampir semua disini sudah menjadi mentor di beberapa sekolah,” ucap Ibnu. Kadangkala pihak sekolah dengan sangat senang hati meminta kegiatan selalu diadakan disekolah mereka. (pontianakpost.com/lsmlismit)
Bukan membangun sekolah ataupun menggalakkan gerakan untuk tidak mencontek di sekolah, para anak muda ini membuat program dan beberapa kegiatan yang mengasah kreatifitas siswa serta membangun karakter para siswa di sekolah. Respon positif ditunjukkan oleh sekolah-sekolah yang sangat mendukung setiap kegiatan yang diadakan oleh LSK ini. Tapi apa daya, anggota LSK sendiri juga masih harus membagi waktu antara kuliah, kesibukan tugas serta waktu mereka di LSK. Melihat dedikasi para pemuda yang masih sempat memikirkan pendidikan di sekitarnya ini ditengah kesibukan mereka dengan aktivitas masing-masing, layak kiranya diacungi jempol. For Her menemui para anggota Lingkar Siswa Khatulistiwa.
Dibentuk pada tahun 2003, awalnya LSM ini bernama LPSI LSK (Lembaga Pembinaan Siswa Islam Lingkar Siswa Khatulistiwa). Namun sejak dua tahun yang lalu, LSM pelajar ini berubah nama menjadi LSK (Lingkar Siswa Khatulistiwa). “Jadi fokus kita sekarang untuk semua pelajar, tidak lagi untuk siswa Islam saja,” ujar Heru Purwanto selaku Direktur LSK ketika diwawancarai For Her. Untuk program-program akbar, mereka terbuka untuk umum. Visinya yakni menjadi ujung tombak pembangunan moral pelajar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. “Fokus kami adalah membangun moral pelajar dan membangun kreatifitas-kreatifitas yang positif. Kalau dari moral pelajar sudah terbentuk dengan baik, maka kedepannya Insya Allah akan menjadi seorang profesional yang baik,” ujar guru di MTs Siantan ini.
Apa yang mereka lakukan? Program Manajer di Divisi Program LSK, Ibnu Thalib angkat bicara. Katanya, pembinaan kepada siswa-siswa di sekolah adalah program jangka panjang yang berkelanjutan selalu dilakukan. “Dari divisi pendidikan dan program membuat kegiatan berupa kepada siswa-siswa di SMA di Pontianak. Bentuk mentoringnya ini dari siswa untuk siswa,” ujarnya. Tak hanya itu, ketika pembinaan untuk rohis-rohis di SMA-SMA dilakukan, berperan sebagai mentor ialah alumni dari SMA tersebut. Menurut Ibnu, tujuan dari ini ialah untuk memberikan asupan nutrisi bagi jiwa dan hati para siswa. “Mentoringnya bersifat keagamaan memang. Jadi para alumni yang jadi mentor tadi juga setiap bulannya kami kumpulkan, semacam di upgrade begitulah,” jelas Ibnu.
Baru-baru ini, LSK baru saja melaksanakan agenda yang sangat bermanfaat untuk para siswa-siswa SMA, yakni Training Character Building, pelatihan yang diadakan divisi program LSK ini mengundang para siswa-siswi yang notabene menghadapi . “Di Character Building itu, kami berusaha membuat kegiatan-kegiatan positif. Karena kalau misalnya kita disibukkan dengan hal-hal yang positif, hal-hal negatif itu akan berkurang sendirinya. Kami mencoba memberikan peluang-peluang aktifitas yang positif untuk adik-adik kami di SMA dan SMK tersebut,” ungkap Heru.
Gawe besar yang setiap tahun rutin diadakan ialah LSK Fair. Untuk merayakan hari pelajar sedunia, LSK mengundang para pelajar se-kota Pontianak untuk berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan di even besar tersebut. Februari lalu, mereka mengadakan LSK Fair di Plaza MTQ, ex. CafĂ© Nineteen. Peringatan hari pelajar sedunia itu dihadiri oleh participants sekitar 400 orang siswa SMA se-Pontianak. “Kami juga mengadakan lomba teater, carnaval dengan tema mengkampanyekan Pelajar Anti Narkoba, serta waktu itu dihadiri juga wakil walikota Pontianak, Paryadi,” ungkap Ibnu. Di serangkaian kegiatan ini terlihat kompetisi sehat dari para siswa dan kreatifitas yang luar biasa.
Tak ada yang luput dari permasalah dan hambatan, kondisi kegiatan ini juga memiliki permasalahan yang kadang kala harus membuat para anggota dari setiap divisi ikut memutar otak memecahkan permasalahan tersebut. Salah satunya ialah program pembinaan Permasalahannya ialah dari segi SDM. “Pihak sekolah sangat antusias dengan program ini, tetapi ya itu kami kekurangan SDM. Hampir semua disini sudah menjadi mentor di beberapa sekolah,” ucap Ibnu. Kadangkala pihak sekolah dengan sangat senang hati meminta kegiatan selalu diadakan disekolah mereka. (pontianakpost.com/lsmlismit)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat