( Bagaimana jika 10 anak kita hafal quran? Ini kisah nyata-nya! )
SAAT BANYAK ANAK MUDA YANG NGGAK JELAS TUJUAN HIDUPNYA
SAAT BANYAK ORANG TUA YANG TAKUT TIDAK BISA MENDIDIK PUTRA PUTRINYA ...Ternyata masih ada teladan luar biasa bagi kita bersama.
SAAT BANYAK ANAK MUDA YANG NGGAK JELAS TUJUAN HIDUPNYA
SAAT BANYAK ORANG TUA YANG TAKUT TIDAK BISA MENDIDIK PUTRA PUTRINYA ...Ternyata masih ada teladan luar biasa bagi kita bersama.
Subhanallah, jadi teringat buku yang sudah lama saya baca. Hari ini saya sharingkan untuk Sahabat. Ini adalah kisah nyata sebuah keluarga muslim di Indonesia. Keluarga yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang shalih, Hafal Al-Qur'an dan berprestasi.
Keluarga luar biasa itu adalah pasangan suami istri Mutammimul Ula dan
Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka. Yang lebih luar biasa lagi
adalah, kedua orang tua ini tergolong super sibuk dengan berbagai
aktifitasnya. Mutammimul Ula adalah anggota DPR RI.
Sedangkan
Wirianingsih adalah Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan
Ketua Umum PP Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah
tersebar di 29 propinsi dan lebih dari 400 daerah di Indonesia.
10 bersaudara Bintang Al-Qur'an itu adalah :
# Putra pertama Afzalurahman Assalam.
Hafal Al-Qur'an pada usia 13
tahun. Saat buku ini ditulis usianya 23 tahun, semester akhir Teknik
Geofisika ITB. Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo, Ketua Pembinaan
Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth
Programme 2007
#Putra kedua Faris Jihady Hanifa.
Hafal
Al-Qur'an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Saat buku ini
ditulis usianya 21 tahun dan duduk di semester 7 Fakultas Syariat LIPIA.
Peraih juara I lomba tahfiz Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh
kerajaan Saudi di Jakarta tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA
yang diselenggarakan UNJ tahun 2004, dan sekarang menjadi Sekretaris
Umum KAMMI Jakarta.
#Putri ketiga Maryam Qonitat.
Hafal
Al-Qur'an sejak usia 16 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 19 tahun
dan duduk di semester V Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.
Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006.
Sekarang juga menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari
Syaikh Al-Azhar.
#Putri keempat Scientia Afifah Taibah.
Hafal
29 juz sejak SMA. Kini usianya 19 tahun dan duduk di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia (UI). Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat
SMA memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur'an tingkat SMA se-Jakarta
Selatan.
#Putra kelima Ahmad Rasikh 'Ilmi.
Saat buku ini
ditulis hafal 15 juz Al-Qur'an, dan duduk di MA Husnul Khatimah,
Kuningan. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English
Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.
#Putra keenam Ismail Ghulam Halim.
Saat buku ini ditulis hafal 13 juz
Al-Qur'an, dan duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Ia lulusan terbaik SMPIT
Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri
teladan, santri favorit, juara umum dan tahfiz terbaik tiga tahun
berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.
#Putra ketujuh Yusuf Zaim
Hakim.
Saat buku ini ditulis ia hafal 9 juz Al-Qur'an dan duduk di SMPIT
Al-Kahfi, Bogor. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT,
peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten
Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor.
#Putra
kedelapan Muhammad Syaihul Basyir.
Saat buku ini ia duduk di MTs Darul
Qur'an, Bogor. Yang sangat istimewa adalah, ia sudah hafal Al-Qur'an 30
juz pada saat kelas 6 SD.
#Putra kesembilan Hadi Sabila Rosyad.
Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta
Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an. Diantara prestasinya dalah juara I
lomba membaca puisi.
#Putri kesepuluh Himmaty Muyassarah.
Saat
buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta
Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an.
Semoga Allah berikan
semangat untuk kita membangun keluarga cinta Al-Quran, dan sama-sama
membaca, menghafal, memahami juga mengamalkan AL-Quran. Aamiin.
Apa kunci sukses keluarga Mutammimul Ula dan Wirianingsih mendidik 10 bersaudara bintang Al-Qur’an itu? Keseimbangan proses.
1. Tidak ada televisi di dalam rumah
2. Tidak ada gambar syubhat
3. Tidak ada musik-musik laghwi yang menyebabkan lalai kepada Allah dan diganti dengan nasyid
4. Tidak ada perkataan yang fashiyah (kotor)
Mengapa menjadi hafiz Al-Qur’an begitu
penting. Penulis mengklasifikasikann ya menjadi 2 bagian: fadhail dunia
dan fadhail akhirat. Fadhail dunia antara lain: hifdzul Qur’an
merupakan nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi
penghafalnya, hafiz Qur’an mendapat penghargaan khusus dari Nabi
(tasyrif nabawi), keluarga Allah di muka bumi.
Sedangkan fadhail akhirat
meliputi: Al-Qur’an menjadi penolong (syafaat) penghafalnya,
meninggikan derajat di surga, penghafal Al-Qur’an bersama para malaikat
yang mulia dan taat, diberi tajul karamah (mahkota kemuliaan), kedua
orangtuanya diberi kemuliaan, dan pahala yang melimpah.
Apa Kuncinya?
Apa kunci sukses keluarga Mutammimul Ula dan Wirianingsih mendidik 10 bersaudara bintang Al-Qur’an itu? Keseimbangan proses.
Walapun mereka
berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang
saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain. Selepas Maghrib
adalah jadwal mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Beberapa hal yang mendukung kesuksesan ini adalah upaya mereka menjaga kondisi ruhiyah dalam keluarga:
1. Tidak ada televisi di dalam rumah
2. Tidak ada gambar syubhat
3. Tidak ada musik-musik laghwi yang menyebabkan lalai kepada Allah dan diganti dengan nasyid
4. Tidak ada perkataan yang fashiyah (kotor)
Hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu
mendidik 10 bersaudara bintang Al-Qur’an adalah visi dan konsep yang
jelas, yakni menjadikan putra-putrinya seluruhnya Hafal Al-Qur’an.
Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. Setelah Shubuh dan setelah
Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Qur’an yang tidak boleh dilanggar
dalam keluarga ini. Sewaktu masih batita, Wirianingsih konsisten
membaca Al-Qur’an di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan
TPQ di rumahnya.
Ketiga, mengkomunikasikan tujuan dan memberikan
hadiah. Meskipun kebanyakan di waktu kecil mereka merasa terpaksan,
namun saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Qur’an sebagai hal
yang sangat perlu, penting, bahkan kebutuhan. Komunikasi yang baik
sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal
Al-Qur’an, mereka diberi hadiah.
*Mohon diaminkan, semoga jadi do'a yang di ijabah Allah Subhanahu wataa'ala..
*Silahkan dibagikan, semoga jadi inspirasi untuk semua calon pasangan yang mau atau sudah menikah.
source
Berita terkait;
Belajar dari Keluarga Mutammimul 'Ula
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat