Tukang bangunan ini memulai profesinya mulai dari muda sampai saat ini
di usianya yg menjelang 60 tahun , disaat tenaganya sdh mulai berkurang
dia berniat untuk pensiun dari pekerjannya sebagai tukang bangunan
rumah. Karena tukang bangunan tersebut ikut dengan seorang pimpinan
proyek maka di sampaikanlah keinginan untuk pensiunnya kepada pimpinan proyek.
“ Pak saya mau pensiun dari tukang bangunan ini” Ujar tukang bangunan
“ Pak saya mau pensiun dari tukang bangunan ini” Ujar tukang bangunan
“ Oh Jangan kita masih banyak pekerjaan nih , banyak orang lagi butuh
rumah utk tempat tinggal mereka, dan kamu termasuk yang saya andalkan
dalam membangun rumah” kata pimpinan proyek
“Tapi tenaga saya sdh berkurang banyak sehingga kurang maksimal dalam membangun sebuah rumah.” Kata tukang bangunan
Karena tukang bangunan memaksa untuk segera pensiun dan memohon adanya pesangon dari pekerjaannya selama ini, maka pimpinan proyek akhirnya mengabulkan tetapi dengan satu syarat bahwa tukang bangunan tersebut harus membangunkan sebuah rumah dengan bangunan yg terbaik dengan material terbaik.
Karena keinginan untuk segera pensiun sepertinya di halang halangi , maka tukang bangunan tersebut membangun rumah yg di minta oleh pimpinan proyek dengan asal-asalan , tdk simetris sehingga bangunan terlihat kurang layak untuk di huni.
Setelah selesai dalam mengerjakan rumah tersebut di sampaikanlah kunci rumah kepada pimpinan proyek.
“ Ini rumah yg bapak minta sdh saya buatkan dan ini kuncinya, sekalian saya meminta pesangon yg bapak janjikan jika saya telah menyelesaikan rumah tersebut” kata tukang bangunan
“ Ini pesangon yang kamu minta” kata pimpinan proyek , sambil memberikan kunci rumah yg barusan diserahakan oleh tukang bangunan kepada pimpinan proyek.
Kaget bercampur rasa penysalan yg cukup dalam di rasakan oleh tukang bangunan, karena tidak membangun bangunan dengan baik , karena rumah itulah pesangon yang dia terima. Andai tukang bangunan itu tahu bahwa rfumah itulah yang akan jadi pesangonnya maka pasti dia akan membuat rumah tersebut dengan sepenuh hati sehingga menjadi rumah yang sangat indah.
Pelajaran penting dari kisah tersebut adalah Penyesalan selalu datang belakangan, itulah gambaran paling tdk bisa mewakili kebanyakan manusia di akhirat.
Di dunia tdk bersunguh sungguh dalam beramal baik, sehingga di akhirat akhirnya menyesal.Manusia hidup di dunia sudah Allah janjikan dengan kehidupan yang kekal di surga kelak, tetapi kebanyakan manusia tdk mau untuk mengejarnya, mereka cukup di sibukkan dengan kehidupan di dunia ini sehingga melalaikan kehidupan di akhirat.
Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu beliau berkata, “Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).” (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan Syaikh al-Albani). Islamedia
“Tapi tenaga saya sdh berkurang banyak sehingga kurang maksimal dalam membangun sebuah rumah.” Kata tukang bangunan
Karena tukang bangunan memaksa untuk segera pensiun dan memohon adanya pesangon dari pekerjaannya selama ini, maka pimpinan proyek akhirnya mengabulkan tetapi dengan satu syarat bahwa tukang bangunan tersebut harus membangunkan sebuah rumah dengan bangunan yg terbaik dengan material terbaik.
Karena keinginan untuk segera pensiun sepertinya di halang halangi , maka tukang bangunan tersebut membangun rumah yg di minta oleh pimpinan proyek dengan asal-asalan , tdk simetris sehingga bangunan terlihat kurang layak untuk di huni.
Setelah selesai dalam mengerjakan rumah tersebut di sampaikanlah kunci rumah kepada pimpinan proyek.
“ Ini rumah yg bapak minta sdh saya buatkan dan ini kuncinya, sekalian saya meminta pesangon yg bapak janjikan jika saya telah menyelesaikan rumah tersebut” kata tukang bangunan
“ Ini pesangon yang kamu minta” kata pimpinan proyek , sambil memberikan kunci rumah yg barusan diserahakan oleh tukang bangunan kepada pimpinan proyek.
Kaget bercampur rasa penysalan yg cukup dalam di rasakan oleh tukang bangunan, karena tidak membangun bangunan dengan baik , karena rumah itulah pesangon yang dia terima. Andai tukang bangunan itu tahu bahwa rfumah itulah yang akan jadi pesangonnya maka pasti dia akan membuat rumah tersebut dengan sepenuh hati sehingga menjadi rumah yang sangat indah.
Pelajaran penting dari kisah tersebut adalah Penyesalan selalu datang belakangan, itulah gambaran paling tdk bisa mewakili kebanyakan manusia di akhirat.
Di dunia tdk bersunguh sungguh dalam beramal baik, sehingga di akhirat akhirnya menyesal.Manusia hidup di dunia sudah Allah janjikan dengan kehidupan yang kekal di surga kelak, tetapi kebanyakan manusia tdk mau untuk mengejarnya, mereka cukup di sibukkan dengan kehidupan di dunia ini sehingga melalaikan kehidupan di akhirat.
Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu beliau berkata, “Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).” (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan Syaikh al-Albani). Islamedia
Semoga kisah ini bermanfaat buat kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat