Bandung - MEMBUAT kendaraan roda dua, apalagi roda empat. bukanlah hal mudah.
Apalagi bila dilakukan oleh anak-anak remaja usia sekolah yang nota bene
belum berpengalaman atau pernah terjun langsung di industri otomotif.
Meski
begitu, bukan berarti tidak mungkin sama sekali. Pelajar SMKN 6 Bandung
membuktikan bahwa mereka bisa merakit kendaraan roda empat. Walau bukan
kendaraan umum, kendaraan karya mereka ini dipastikan menjadi karya
pertama yang dikerjakan oleh siswa menengah atas.
Gokar, varian
kendaraan roda empat dengan atap terbuka sederhana dan kecil yang kerap
digunakan untuk olahraga otomotif atau bermotor, inilah yang dirakit
oleh Lukman Hakim, Fauzi Andika, dan M Ardiansjah, para siswa kelas 12
jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 6 Bandung.
Menurut
Lukman, kendaraan yang dirakit bersama teman-temannya tersebut memang
gokar seperti halnya gokar yang biasa digunakan di arena sirkuit balap.
Sejak awal, kata dia, mereka memang ingin membuat kendaraan yang selama
ini diketahui mereka baru dibuat oleh mahasiswa.
"Mungkin ada,
tapi memodifikasi, atau kendaraan mirip gokar yang dibuat. Tapi kalau
yang ini memang kita buat gokar sebagaimana gokar asli yang dipakai
pebalap gokar," katanya di SMKN 6 Bandung, yang berada di Bandung Timur,
Kamis (18/9).
Di bawah bimbingan guru serta pembimbing dari
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mereka merakit gokar tersebut
dari nol. Yang membuat kendaraan ini juga unik, hampir 90 persen bahan
untuk merakit kendaraan ini berasal dari barang bekas atau daur ulang.
Hanya satu yang sedikit terlihat baru, yakni frame gokar.
"Framenya
seperti baru, tapi sebenarnya itu pun beli bekas, karena kalau beli
baru harganya mahal, apalagi kalau barangnya impor," ujar Lukman.
Untuk
merakit gokar tersebut, dihabiskan dana sekitar Rp 30 juta, sementara
harga asli kendaraan gokar bisa mencapai sekitar Rp 250 juta.
Harga
tersebut bisa "miring" karena mulai mesin, poros, knalpot, setir,
radiator, ban, bahkan bemper serta kursi untuk duduk pebalap juga barang
bekas pakai. Untuk merakit semua itu menjadi sebuah gokar utuh
dibutuhkan waktu satu bulan. Menurut para siswa itu, bagian tersulit
adalah mesin kendaraan. Selain itu mereka harus memastikan penggunaan
persneling serta pengaturan gas.
"Karena harus diantisipasi
bagaimana agar gas tidak liar saat kendaraan dijalankan," kata Lukman,
yang juga menjadi pebalap atau pengendara gokar karya mereka ini.
Fauzi,
anggota tim pembuat, mengatakan, umumnya mesin gokar ada di belakang.
Namun untuk karya awal ini, mereka menempatkan mesin di samping kursi
pengendara, begitu juga penempatan radiator. Tabung atau tangki bensin
ditempatkan di bawah setir atau di antara gas yang berada di kanan, dan
rem yang berada di kiri.
Kopling dipilih kopling tangan yang
diletakkan di dekat setir. Setir yang digunakan sesuai standar gokar
umumnya, yakni 11-13 inci. Roda depan dan belakang yang juga bekas,
ukurannya berbeda. Ban depan yang lebih kecil berukuran 5 inci dengan
lebar 4,5/10, sedangkan ban belakang ukuran 5 inci dengan lebar 7/11.
"Kalau mesin, yang digunakan mesin 2 tak," kata Fauzi.
Dengan
spesifikasi yang sama dengan gokar asli, ditambah kecepatan yang bisa
mencapai 80- 100km/jam, gokar karya siswa SMKN 6 ini bisa dan siap bila
harus diuji atau adu balap dengan gokar balap lainnya.
Ardiansyah,
juga anggota tim, menambahkan, gokar ini sudah pernah menjalani test
drive. Pada test drive awal, mereka sempat kaget karena saat dikendarai,
salah satu roda terlepas. Akibatnya, siswa lain yang menonton test
drive tertawa sambil bertepuk tangan. Namun mereka tidak ciut hati.
Justru mereka langsung mencari tahu bagian dari kendaraan lain yang
benar-benar harus diperhatikan sebelum dikendarai.
"Kami melakukan
test drive dua jam, ternyata kurang kencang setingan rodanya. Dari sini
kami koreksi, tidak bisa asal pasang (roda/ban), harus perhatian juga
keseimbangan roda," katanya.
Kepala SMKN 6 Bandung, Ramdan,
mengatakan ide membuat gokar berawal dari dilihatnya anak-anak sekolah
yang senang kebut-kebutan dalam berkendara. Tebersit kenapa tidak
membuat kendaraan yang tidak saja bisa digunakan tapi bisa memunculkan
kreativitas serta inovasi.
Setelah ini, rencananya akan dibuat dua
kendaraan yang sama, tapi formulanya lebih bagus lagi dan bisa
dikenalkan kepada pihak lain bahwa SMKN 6 sudah bisa membuat gokar
dengan standar gokar umumnya.
"Pada dasarnya kreativitas harus
muncul dari setiap tingkatan, dan gokar ini muncul dari pelajar SMK.
Sesuai dengan arahan Wali Kota bahwa kita harus berpikir kreatif dan
inovatif," katanya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pihaknya
akan menggandeng industri serta berkolaborasi dengan perguruan tinggi,
dalam hal ini UPI yang sudah membimbing para siswa.
"Dari karya
siswa ini, kami ingin membuktikan bahwa siswa SMK khususnya SMKN 6 tidak
hanya merakit barang-barang saja, tapi kami ingin merintis suatu karya
sampai pada tingkat uji kelayakan dan bisa diterima pasar otomotif
khususnya," katanya. Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat