Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Pertanyaan sederhana yang banyak
mengundang tanya. Berbagai macam respon akan timbul apabila seseorang
mendengar informasi tentang kehebatan otak kanan manusia, ada yang
merespon dengan hanya menganggap biasa-biasa saja, ada yang sama sekali
tidak pernah mendengar tentang adanya otak kanan manusia, ada juga yang
tidak percaya bahwa otak terbagi dalam dua bagian dengan fungsinya
masing-masing, ada yang menganggap bahwa otak kanan berfungsi atau aktif
secara otomatis apabila organ tubuh bagian kiri sedang bergerak, bahkan
ada yang beranggapan bahwa “Tidak ada pembagian otak kiri, otak kanan,
maupun otak tengah, yang mereka percayai adalah otak manusia hanyalah
satu”.
Itulah gambaran informasi tentang pengetahuan kita berkaitan dengan kehebatan otak kanan manusia. Tapi tahu- kah Anda bahwa :
1. Kemampuan Otak Kanan 90%, Otak Kiri Hanya 10-12% ...
Hasil
penelitian mutakhir di AS bahwa: Peran LOGIKA dalam membuat orang
menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggung jawab OTAK
KANAN yang banyak berhubungan dengan Inovasi, kreativitas, rekayasa,
naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab,
kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati, dll. (Media
Indonesia:16/01-06).
Tugas-tugas otak kiri yaitu
berhubungan dengan angka-angka, bahasa, analisa, logika, intelektual,
ilmu pengetahuan. Sedangkan otak kanan bertanggungjawab dalam hal
imajinasi, kreativitas, seni, musik, inovasi, daya cipta, daya raya,
intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan,
kejujuran, keindahan,dll. Selain diurusi oleh otak kiri maka menjadi
urusan otak kanan.
Disamping itu Otak Kanan dapat merekam
dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memory otak, sel-sel darah
manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memory manakala memory
otak kita penuh. Sedangkan kapasitas kemampuan otak kanan dalam
menyimpan memory adalah 10 pangkat 5 juta kilo meter, yang kalau
dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan jarak
antara Bumi dan Bulan 14 kali pulang pergi (Super Great Memory, Irwan
Widiatmoko, 2007).
2. Memiliki Kemampuan Imajinasi yang Tinggi ...
Apa pentingnya Imajinasi ?
Albert
Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan imajinasinya,
kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah oleh gurunya mengajarinya
tentang kekuatan daya imajinasi.
Salah satu rahasia
kecerdasan orang Yahudi adalah kekuatan imajinasi dianggap lebih kuat
dari kenyataan (Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi, Eran Katz,
2009).
Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi menjadi
sukses bukan karena ilmu finance yang mereka pelajari di Sourbone
Prancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasinya meramu
perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik, dalam novel
Tetralogi LASKAR PELANGI, sekarang menjadi novel berkelas dunia karena
telah dialih bahasakan ke dalam berbagai bahasa di dunia, tentunya kita
kenal filmnya pernah menghebohkan negeri ini.
Salah satu
orang yang bisa membiayai untuk berwisata ke luar angkasa adalah pembuat
game komputer dari Amerika Serikat, keahlian untuk merancang game
komputer tentunya membutuhkan kemampuan imajinasi yang tinggi.
Salah
satu orang terkaya di dunia, pemilik microsof adalah orang drop out
dari perguruan tinggi yang memiliki tekad yang kuat dan daya imajinasi
yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan microsof yang dibangun
dengan modal tekad yang kuat.
Pemilik perusahaan raksasa
elektronik Jepang “ PANASONIC” adalah mantan penjaga toko sepeda
(Matshushita Konoshuke).Motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri
Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat
sekolah dasar tapi karena keberaniannya bermimpi (daya imajinasi)
akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata
mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest.
Bagaimana Pandangan Al Quran tentang pentingnya Imajinasi ?
Dalam
QS.Al Jaatsiyah:5 “Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang
diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu
bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal”.
Bukankah
diperlukan daya imajinasi untuk bisa memahami bagaimana pergantian malam
dan siang terjadi ?, bukankah juga memerlukan daya imajinasi untuk bisa
merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan hujan lalu dari hujan itu
diturunkan untuk membuat bumi jadi hidup kembali(subur), lalu dengan
kemampuan imajinasi pula dapat membayangkan bagaimana Allah menumbuhkan
bermacam-macam buah-buahan dengan rasa yang beranekaragam (manis, asem,
pahit, harum, kecut, berair, kenyal, legit, dsb) dengan sumber makanan
yang sama yaitu dari air hujan yang tersimpan di dalam tanah.
Dalam
QS.Al Baqarah:22 dikatakan “Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
Bukankah
kita butuh Imajinasi/membayangkan untuk bisa merasakan dan memahami
makna bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap ?.
“
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka”. (QS: AL Imran: 190-191)
tanpa bantuan imajinasi
kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang
dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi.
Sehingga ayat-ayat tersebut tidak bermakna bagi kita setelah membacanya.
Bahkan
dalam hadist Nabi dikatakan “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau
melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah
bahwa Allah melihat kamu.”(IHSAN)
Sangat jelas dalam
hadist di atas perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam sholat
adalah pekerjaan imajinasi atau kemampuan “membayangkan”.
“Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu” .(QS.An Nur:35)
Bukankah ayat di atas banyak
menggunakan kata perumpamaan, seakan-akan, seperti, yang tentunya
membutuhkan daya imajinasi yang kuat. Tahu-kah Anda kalau daya imajinasi
adalah tanggungjawab otak kanan ?.
3. MEMILIKI AREA “THE GOD SPOT”.(Titik Tuhan) ...
Menurut
penelitian oleh “neurolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an,
kemudian penelitian yang lebih baru pada tahun 1997 oleh “neurolog”
VS.Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya
Titik Tuhan(God Spot) dalam otak manusia.
Pusat
spiritual yang terpasang ini terletak diantara hubungan-hubungan syaraf
dalam cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak
dengan topografi emisi, positron, area-area syaraf tersebut akan
bersinar manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik
spiritual atau agama.( Berguru Kepada Allah, Abu Sangkan, 2009). Menurut
ahli syaraf barat bahwa syaraf ini memiliki gejala yang unik karena
tidak teraliri oleh darah sepangjang hari namun tidak mati, syaraf ini
butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari.
Syaraf
ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam
otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan
spiritualitas dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta
melalui ilham. Sebaliknya apabila syaraf ini tidak aktif maka orang
tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika apalagi
spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak didik kita
sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya sulit
membangun karakter bangsa ini.
Disamping hal-hal yang
telah diuraikan di atas, otak kanan juga memiliki kemampuan dalam hal
rasa empati atau kepedulian yang tinggi, otak kanan juga memiliki
kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan
seni yang tinggi.
Selain itu keistimewaan otak kanan
adalah memiliki gelombang otak bernama gelombang Alfha, gelombang ini
yang bisa merasakan Keikhlasan, Kebahagiaan, ketenangan, kekhusu’an,
relaxasi, hening, kepuasan, imajinatif, dll.(Quantu Ikhlas, Erbe
Sentanu, 2007).
Maka pantaslah Indonesia tertinggal jauh
dari negara-negara lain karena tidak tahu kehebatan otak kanannya
sehingga tidak kreatif, kurang peduli, kurang inovasi, kurang kreasi,
tidak sungguh-sungguh, kurang ikhlas( banyak kepalsuan), kurang ide,
kurang disiplin, kurang tanggung jawab, kurang menghargai orang lain,
kurang menghargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan
cinta, dan sebagainya.
Maka apakah kita masih mau menunda-nunda untuk mengaktifkan otak kanan anak-anak Bangsa ...
Tulisan ini dipersembahkan untuk kemajuan bangsa, bagi orang yang mau berimajinasi/berpikir ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....
** fadhlyashary.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat