Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Welcome to weblog LSM LISMIT

MUSA, Anak 5,5 Tahun dari Bangka Ini Hafal Al-Quran 29 Juz, Juri pun Menangis dan Mencium Tangannya

Kamis, 17 Juli 2014

Stasiun televisi RCTI menyiarkan acara bertajuk “Hafiz Indonesia”. Acara yang dibawakan oleh Irfan Hakim sebagai host ini, melombakan hafalan Al-Qur.an oleh anak-anak. Yang menjadi juri pada ajang ini antara lain Lulu Susanti, Syeikh Ali Jaber, dan Ustadz Amir Faishol Fath.


Pada salah satu episode di acara ini, menghadirkan 2 orang peserta, yaitu Adi dan Musa. Adi berusia 4 tahun, berasal dari Tangerang Selatan, dan sudah hafal 2 Juz. Adi bercita-cita ingin hafal 9 Juz. Sedangkan Musa berusia 5,5 tahun, berasal dari Bangka, dan telah hafal 29 Juz. Ketika disebutkan anak ini telah hafal 29 Juz, sebagian penonton seperti tidak percaya. Kata bapaknya, Musa memang hafal 29 Juz dan masuk 30 juz, kecuali surat An-Nahl dan surat Bani Israil.

Untuk membuktikannya, Musa lalu dites oleh Syeikh Ali. Irfan Hakim meminta Syeikh Ali membacakan ayat di manapun, surat berapapun, dan juz berapapun, lalu Musa yang akan meneruskannya. Kemudian Syeikh Ali membacakan sebuah ayat di surat Al-Baqarah. Lalu dilanjutkan dengan lancar oleh Musa. Salah seorang penonton pun menangis menyaksikannya. Syeikh Ali lalu membenarkan ayat yang dibacakan oleh Musa.

Irfan Hakim penasaran, lalu meminta Ustadz Amir Faishol Fath untuk turut mengujinya. Amir Faishol membacakan suatu ayat pada surat Ar-Rahman. Lalu Musa pun melanjutkan bacaan ayat tersebut dengan lancar. Setelah disaksikan, Amir Faishol membenarkan bacaan yang diucapkan Musa.

Ternyata Irfan Hakim masih penasaran lalu menawarkan penonton untuk menguji Musa. Salah seorang penonton lalu mengajukan diri untuk mengujinya. Pria ini membacakan salah satu ayat di surat Al-Baqarah, dan lagi-lagi Musa dapat meneruskannya dengan lancar.

Masih penasaran juga, Irfan Hakim pun menawarkan lagi kepada penonton untuk menguji Musa. Salah seorang wanita lalu membacakan salah suatu ayat pada surat Muhammad, dan lagi-lagi Musa-pun dapat melanjutkannya dengan lancar. Kali ini penonton mendengarkan dengan seksama bacaan Musa. Pada sesi ini Amir Faishol sebagai salah seorang juri terlihat menangis tidak dapat menahan air matanya.

Ketika ditanyakan komentarnya oleh Irfan Hakim, Amir Faishol semakin menangis, dan penonton pun turut menangis. “Subhanallah…”, ujar Amir Faishol yang juga pernah menjadi redaksi dakwatuna.com ini.

Amir Faishol pun beranjak dari kursi juri, suatu kejadian yang jarang terjadi pada lomba ini. Dia menuju Musa lalu mencium tangan dan keningnya, disaksikan oleh para penonton yang terharu.

Berikut ini videonya:


“Ayah bunda semua, inilah sebuah nilai. Bahwa anak kecil sekalipun dia sangat terbatas kemampuannya, ketika dia menjadi mulia karena Al-Quran maka kita semua tunduk, karena Allah telah memuliakannya dengan Al-Quran. Bapak ibu tahu, ini uang, ini kertas (sambil menunjukkan selembar uang kertas, red). (Uang) ini tidak ada apa-apanya. Diinjak-injak, tetap dia berharga. Karena apa? Karena nilai. Sekalipun diinjak dia punya nilai. Dia menjadi berharga. Ini anak tidak punya kemampuan apa-apa. Tapi karena nilainya membawa Al-Quran, dia menjadi mulia. Allah memuliakannya.” ujar Amir Faishol terbata-bata.

“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Tapi saya merasakan betapa Al-Quran adalah fitrah manusia. Satu-satunya kitab yang bisa dihafal. Sampai anak yang paling kecil pun, tidak bisa baca Al-Quran pun, bisa menghafal Al-Quran. Itulah fitrah manusia.” tambah Amir Faishol.

Syeikh Ali Jaber pun berkomentar, “Itu sudah membuktikan janji Allah SWT. ‘Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dipelajari‘ (Al-Qamar: 17). Saya percaya dan yakin bukan orang tua saja yang bangga, bukan kita sebagai juri di sini bangga, tapi saya yakin 100% Allah juga bangga terhadap seorang hamba yang bisa berhasil menjadi ahlul Quran. Dan saya percaya dan yakin, seperti Musa ini masih banyak di negeri kita. Mudah-mudahan dengan wujudnya anak-anak seperti ini Allah berkahi negeri kita”.

Para penonton terharu menyaksikan sesi ini.

Video sesi lomba tersebut diunggah ke Youtube dengan judul “Hafiz Indonesia 2014 – Musa 5,5 Tahun Dari Bangka Hafal 29 Juz – Membuat Semua Juri Menangis”, pada hari Ahad (29/6/2014) oleh pengguna YouTube bernama “Hafiz Indonesia 2014″. (dakwatuna/hdn)

Musa (5 Tahun) Dari Bangka, Bocah Penghafal 29+ Juz Al-Qur’an


Penanya : “Musa main gak?”
Abu Musa : “Musa seperti anak lainnya, dia tertawa, dia menangis, dia bermain, dia mau, dia juga tidak mau. Musa sehari2 sibuk dengan hafalannya (bangun stengah tiga pagi, murojaah 8 jam per hari). Dirumah kami fasilitasi bermainnya, sepeda, mobil-mobilan, dll. Abah, ummi, adik berinteraksi sangat dekat dengan Musa. Sehingga Musa nyaman di rumahnya. Cukup baginya bermain bersama kami. Kalau dia main keluar pun, dia tidak ingin main yang jauh2. Paling dia main pasir di teras, sepedaan di halaman. Kalau ada teman yang jelek, kami buru2 jauhkan dari musa” [Wawancara Abu Musa (Rodja TV)]
Moderator : “Video apa yang Musa suka?”
(Disaat anak2 lain menjawab lantang, ‘ipin-upin, spiderman, timmy time, harry potter’. Apa jawaban Musa?)
Musa : “Video Muhammad Thoha, ceramah syaikh Bin Baaz, Syaikh Utsaimin, Ustadz Yazid”
Abu Musa : “Musa terbiasa melihat video masayikh, murotal, dan ceramah2 di TV sunnah. Kami menyanjung-nyanjung mereka, mereka itu orang hebat bang Musa, faqih, dst. Sehingga Musa termotivasi dan mengidolakan mereka”
[Transkrip bebas dari kutipan Wawancara Abu Musa (Musa 5y 10m Hafidz 29+ juz)]

Pesan Dari Abu Musa Ayah dari Penghafal Al-Qur'an Usia Lima Setengah Tahunan

Dialog melalui WA dengan Abu Musa di Jeddah Saudi Arabia
***Admin Assunnah:
Akhi bisa kasih pesan khusus untuk anak2 agar rajin menghafal al quran karena akan saya sebarkan di BBM fb dll singkat saja abu
***La Ode Abu Hanafi (Abu Musa)(menulis) :
Cari istri sholehah, istiqomah dan sabar yang luar biasa, tegakkan amar ma’ruf dan nasi mungkar kpd anak meskipun masih kecil, jauhkan dari musik dan tontonan yang merusak, tanamkan aqidah dan tauhid kpd anak, tanamkan siapa ahlu sholah dan siapa ahlu maksiat
Orang tua harus mnjadi contoh anak
Orang tua ketika amar ma’ruf dan nahi mungkar harus ada rasa tega diri mereka kpd anak2
Contohnya ketika mmerintahkan belajar…banyak orang tua yang gk tega
Selain yang di atas….harta kita keluarkan tuk anak belajar
***Admin Assunnah:
Barakallahu fiik jazakallah khoyron masih ada lagi akhi ?
***La Ode Abu Hanafi (Abu Musa):
Tentukan jadwal anak seketat mungkin, kapan belajar, makan, mandi, bermain…. Dan orangtua harus istiqomah dan jangan di remehkan dan di langgar
Gk usah pedulikan perkataan orang
Emas gk akan jadi mulianya dan berharga kecuali setelah penempaan yang luar biasa….
Kelembutan dan ketegasan ( keras terkadang jg sangat bermanfaat) harus senantiasa ada
Cukup dulu akhi
***Admin Assunnah:
Barakallahu fiik masyaa Allah jazakallah khoyron semoga bermanfaat untuk saudara kita yg lainnya
Selesai 4 Ramadhan 1435/ 2 Juli 2014
____
Dialog ini langsung semoga bermanfaat untuk kaum muslim di Indonesia dan seluruh dunia.Beliau sekeluarga sering mendapat undangan dari Saudi dan Malaysia sudah menunggu.
Sekolah Tahfidz Ibnu Umar sudah mengundang insya Allah Ta’alaa mereka akan datang jika mendapat kesempatan untuk memberi motivasi pada anak didik kami. Barakallahu fiihim.
“Mengantar Generasi Al Quran dan Assunnah Menjadi Pemimpin Bangsa”

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat

#

Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Website LSM LISMIT, Semoga Bermanfaat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...