Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Welcome to weblog LSM LISMIT

Buaya – Buaya Di Dinding

Senin, 03 Desember 2012

Salah asuh memang kerap terjadi di negeri ini. Terutama, terhadap anak-anak yang masih rentan dalam emosi dan kepribadian. Setidaknya, hal inilah yang pernah dialami Nisa ketika menghadapi gurunya yang super galak.

Saat itu, Nisa yang baru kelas dua SD tidak mengerjakan PR. “Kamu harus dihukum, Nisa!” bentak sang Guru. Dibentak kayak gitu, anak umur tujuh tahun itu pun tambah mengkeret.


“Kamu harus nyanyi!” tambah sang Guru.
“Nyanyi apa, Bu?” tanya Nisa pelan.
“Terserah, apa saja!” jawab sang Guru acuh. “Ayo, cepat!”

Dengan wajah yang masih ketakutan, Nisa pun mulai menyanyi dengan suara yang amat pelan.
“Cicak...cicak... di dinding diam...”

“Yang gedean!” Bentak sang Guru. Nisa diperintahkan agar menyanyi dengan suara keras. Tapi, tetap saja Nisa nyanyi dengan suara pelan. Hanya syairnya yang berubah.
“Kadal...kadal... di dinding...,” tetap dengan suara pelan.
“Yang gedean! Kamu denger, nggak sih?”

“Buaya...buaya... di dinding... “ suara Nisa meneruskan lagunya. Namun, tetap dengan suara pelan.
Sang Guru kembali marah. “Yang gedean!!!”

“Tidak ada lagi, Bu,” jawab Nisa pelan. “Itu sudah yang paling gede!” jawab Nisa lugu.
Heummm.....?!?!!X!?
hahaha,,,, ada-ada saja..... tak kuat dah menahan tawa...
 

Selain Nisa, Rijal juga punya pengalaman yang mirip. Murid kelas tiga SD ini memang agak nakal. Waktu itu, sang Guru marah berat ketika menemukan tembok kelas tercoret-coret.

“Anak-anak, siapa yang nyoret-nyoret tembok? Hayo ngaku!”  Suara pak Guru galak.
Spontan saja, murid-murid menoleh ke Rijal.

“Ri.. Rijal, pak!” jawab murid-murid kompak.
“Rijal, sini!” panggil pak Guru agar Rijal ke depan kelas. Apalagi, kalau bukan hukuman.
“Sekarang, bapak mau nanya sama kamu!” suara pak Guru tidak kurang kerasnya.

Rijal yang cengengesan tapi pucat jadi semakin hilang percaya dirinya. Teman-temannya pun tampak senang melihat Rijal diperlakukan seperti itu.

“Ayo, jawab!” siapa yang bikin lagu Indonesia Raya?” tanya Pak Guru tegas.

Yang ditanya tampak bingung, antara malu, takut, bingung campur aduk di dalam diri Rijal.

“Bu... bu.....,” suara Rijal agak kaku.
“Siapa?”
“Bu... bu... Bukan saya, pak!” jawab Rijal dengan perasaan menyesal.
Hehehehe,,,,, ada-ada saja....

Saksi,juni 2000

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Ke Website Kami, Semoga Bermanfaat

#

Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Website LSM LISMIT, Semoga Bermanfaat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...